(Teks & Foto: Pyurr)
Jumat, 30 Januari 2009
Hari Ini Terbentuk Club Sastra Nasima
Kamis, 29 Januari 2009
Ujian Semapur Ekstra Pramuka
Menurut rencana, tanggal 13-15 Februari mendatang, juga akan diadakan kemah dalam rangka memperingati hari kelahiran Bapak Pandu Dunia, Lord Bodden Powell of Jewel, 22 Februari mendatang.
Kemah yang akan dilaksanakan di lingkungan sekolah tersebut harapannya dapat melatih kemandirian siswa terutama dalam hal ketahanan hidup di alam.
Rabu, 28 Januari 2009
Ayo Piket Kelas!!!!
Jika lantai kelas dibiarkan kotor, maka tak ada lagi tempat yang nyaman untuk bermain seperti ini. Maka ayo aktif piket kelas!!! Ingat-ingat jadwal piketmu. Berikut jadwalnya:
Jadwal Piket 7 D
Senin:
Adila, Bagas, Devina, Farah, Galih, Rizaldy
Selasa:
Adiyat, Lita, Adib, Jefry, Syifa, Ridho
Rabu:
Chusna, Donny, Hani, Thia, Ratna, Robby
Kamis:
Dean, Fatia, Liza, Yunus, Tony, Syafiq
Jumat:
Nurmalita, Tinton, Soca, Soeko.
Senin:
Adila, Bagas, Devina, Farah, Galih, Rizaldy
Selasa:
Adiyat, Lita, Adib, Jefry, Syifa, Ridho
Rabu:
Chusna, Donny, Hani, Thia, Ratna, Robby
Kamis:
Dean, Fatia, Liza, Yunus, Tony, Syafiq
Jumat:
Nurmalita, Tinton, Soca, Soeko.
Rabu, 21 Januari 2009
Lagi, Market Day Nasima 21 Februari
SMP Nasima Siapkan Diri Menuju Mathematic Competition
SMP Nasima akan mendelegasikan siswanya dalam Mathematic Competition tingkat SMP Se-Jawa Tengah yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro Semarang pada Ahad, 25 Januari mendatang. Untuk itu, telah terpilih sejumlah siswa yang akan menjadi wakil-wakil SMP Nasima. Mereka adalah Ratna Dewi Fitri Ayu Wijaya (7 D), Iqbal Jundi Hammadi (7 A), Elon Breliana Azhari (8 D), Mohammad Fadhil Koesputra (8 C), dan Reza Ilham Maulana (8 A). Guna melakukan persiapan, mereka akan dilatih oleh Ibu Indah Khusumowardani, guru matematika SMP Nasima, setiap hari Selasa hingga Jumat selama dua jam pelajaran penuh. Diharapkan dengan latihan yang matang akan menjadikan SMP Nasima menjuarai Mathematic Competition ini. Semoga!
Pembelajaran Wayang Sejarah
Pembelajaran Praktik di Nasima
Selasa, 20 Januari 2009
Mading Barang Bekas
Rayakan Ultah dengan Tanam Pohon
Didamping Wali Kelasnya, Sabtu (17/01), siswa kelas 7 D terlihat asyik memanam pohon di halaman Perpustakaan SMP Nasima. Penanaman pohon ini dilakukan dalam rangka perayaan Ultah Nasima ke 15 dengan tema "Nasima Grow Together". Terlihat tanaman yang sedang ditanam adalah Lidah Mertua dan Lidah Buaya. Mungkin memiliki makna "Mertua tidak akan suka dengan menantu buaya". Ya iya lah.......Kalau punya menantu artis, baru suka.....
Srikandi 7 D Miliki Semua Modal Juara

Sabtu, 17 Januari 2009
Musim Penghujan, Perbanyak Doa untuk Kawan yang Sakit
Musim penghujan seperti sekarang mengakibatkan banyak dari kawan-kawan yang sakit. Tentunya kita ingin mereka cepat sembuh dan beraktifitas bersama lagi bukan?
Untuk itu perlu kita sering mendoakan kawan-kawan yang sakit. Mau tahu doanya? Berikut doa memohon kesembuhan bagi yang sakit.
Allahumma rabbanasiadzhibil ba'saisyfi anta syafi la syifaa illa syifauka. Syifaanla yughodiru saqoma.
Mudah-mudahan kawan-kawan kita cepat sembuh, serta kita semua diberikan kesehatan agar dapat beraktifitas memberikan yang terbaik bagi diri kita dan orang-orang yang kita sayangi.
Untuk itu perlu kita sering mendoakan kawan-kawan yang sakit. Mau tahu doanya? Berikut doa memohon kesembuhan bagi yang sakit.
Allahumma rabbanasiadzhibil ba'saisyfi anta syafi la syifaa illa syifauka. Syifaanla yughodiru saqoma.
Mudah-mudahan kawan-kawan kita cepat sembuh, serta kita semua diberikan kesehatan agar dapat beraktifitas memberikan yang terbaik bagi diri kita dan orang-orang yang kita sayangi.
Ultah ke 15, Nasima Aksi Tanam Pohon Bersama
Pagi itu suasana kampus 2 Nasima tak seperti biasanya. Sabtu (17/01) kampus 2 Nasima melaksanakan aksi tanam pohon di sekeliling kampus. Acara tersebut merupakan bagian dari peringatan ulang tahun ke 15 Yayasan Pendidikan Islam Nasima yang berdiri tepat pada 7 Januari 1994. Acara yang diawali dengan solat dhuha bersama, dilanjutkan dengan jalan sehat melewati jalan Pandanaran, Kyai Saleh, Mentri Supeno, dan kembali lagi ke kampus 2 Nasima di jalan Tri Lomba Juang. Menurut Supramono, Kepala SMP Nasima, acara peringatan ulang tahun Nasima ini memiliki makna permohonan kesejahteraan dan kemajuan Nasima kedepan dengan panjatan doa kepada Allah melalui sholat duha, jalan sehat bermakna harapan agar Nasima terus berjalan dengan sehat, serta penanaman pohon selain mencintai lingkunagn juga menunjukan bahwa Nasima akan senantiasa tumbuh berkembang sebagaimana pohon-pohon yang menghijaukan kampus Nasima. Ida Susanti, Ketua Panitia kegiatan ini menyebutkan bahwa tak hanya tiga kegiatan tersebut, namun juga diadakan lomba mading antar eklas, yang harapannya menjadi tonggak kesiapan menerima siswa baru Nasima yang saat ini mulai dibuka pendaftarannya.
Tampak sekali antusiasme siswa Nasima dalam menanam pohon, mengingat jarang sekali mereka beraktifitas langsung di lingkungan, terutama menanam dan merawat tumbuhan. Mading yang dihasilkan sebagai ajang kompetisi kreatifitas siswa pun terlihat semarak, dengan dominasi penggunaan barang-barang bekas, yang menunjukan kepedulian siswa Nasima akan kelestarian lingkungan. Semoga Nasima tumbuh bersama menjadi lebih baik, mampu menghijaukan bangsa dalam artian sebenarnya, dan mampu menghijaukan Indonesia dengan relijiusitas keluarga Nasima yang akan membawa kepada insan Indonesia yang berilmu dan berakhlak al karimah. Semoga!
Tampak sekali antusiasme siswa Nasima dalam menanam pohon, mengingat jarang sekali mereka beraktifitas langsung di lingkungan, terutama menanam dan merawat tumbuhan. Mading yang dihasilkan sebagai ajang kompetisi kreatifitas siswa pun terlihat semarak, dengan dominasi penggunaan barang-barang bekas, yang menunjukan kepedulian siswa Nasima akan kelestarian lingkungan. Semoga Nasima tumbuh bersama menjadi lebih baik, mampu menghijaukan bangsa dalam artian sebenarnya, dan mampu menghijaukan Indonesia dengan relijiusitas keluarga Nasima yang akan membawa kepada insan Indonesia yang berilmu dan berakhlak al karimah. Semoga!
Jumat, 09 Januari 2009
4 Hari KBM Aktif, 4 Siswa Sakit
Kegiatan belajar Mengajar yang dimulai 5 Januari lalu baru berjalan 4 hari, namun siswa Kelas 7 Djuara telah 4 anak yang tercatat tidak masuk sekolah karena sakit. Mereka adalah Muthia, Rizaldy, Galih, dan yang terakhir Tinton. Sehingga, dapat dikatakan rata-rata setiap hari ada anak yang sakit di Kelas 7 Djuara. Suatu kondiosi yang rentan tentunya. Hal ini sangat mungkin dipengaruhi oleh cuaca yang kurang bersahabat, dengan seringnya hujan turun dan juga panas yang begitu menyengat di siang hari. Untuk itu butuh perhatian semua pihak, khususnya orang tua, agar senantiasa menjaga kesehatan anak-anaknya, dan jangan sungkan-sungkan untuk membawa keperluan obat pribadi. Selain itu para siswa hendaknya tidak segan-segan juga untuk memeriksakan diri ke UKS begitui ada gejala yang tidak beres pada kesehatan tubuhnya, mengingat selalu stan by perawat yang akan mendeteksi dini gejala penyakit yang diderita siswa.
Ulang Tahun, Kampus 2 Nasima Sholat Ghaib untuk Warga Palestina
Merayakan Ulang Tahunnya yang ke 15, Kamis (07/01) bertempat di Masjid Baitul Alim, seluruh warga Kampus 2 Nasima School menyelenggarakan sholat ghaib bagi warga Palestina korban kebiadaban Israel, sekaligus sholat ghaib bagi warga Papua yang terkena bencana gempa bumi. Acara yang didahului dengan ikhtisar sejarah Nasima dan juga renungan kemanusiaan untuk Palestina dan Papua ini diselenggarakan guna memepertebal rasa kemanusiaan antar sesame manusia, khususnya terhadap sesama muslim Palestina, serta mempertebal kepedulian sesama bangsa Indonesia terhadap saudara-saudara kita di Papua. “Sengaja acara ulang tahun ini dikemas demikian, harapannya agar para siswa lebih peka terhadap kondisi sekitarnya, sehingga tercapai visi lembaga ini, yaitu membimbing Insan Indonesia yang berilmu dan berakhlak al karimah. Jadi, acara ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tidak ada pesta sama sekali, hanya tasyakuran kecil-kecilan”, demikian ujar Bapak Supramono, M.Pd, Kepala SMP Nasima.
Semoga sedikit doa dari Nasima memberikan kekuatan pada saudara-saudara umat manusia di belahan bumi ini dalam menghadapi musibah yang sedang melanda.
Semoga sedikit doa dari Nasima memberikan kekuatan pada saudara-saudara umat manusia di belahan bumi ini dalam menghadapi musibah yang sedang melanda.
Senin, 05 Januari 2009
90, 80, 75, Menjadi Target Kelas 7 Djuara
Mengawali Semester 2, Kelas 7 Djuara mengadakan konsolidasi internal guna memantapkan tujuan mewujudkan kelas juara bertempat di ruang Madiun, SMP Nasima Semarang, Senin (05/01).
Konsolidasi yang dipimpin langsung oleh Wali Kelas 7 Djuara, Pak Heni Purwono, selain memantapkan kredo juara sebagai nafas perjuangan, dan strategi pembagian ranah akademik, seni budaya dan olahraga guna menjadi juara di masing-masing even lomba, juga menghasilkan beberapa kesepakatan diantaranya pembenahan nilai yang masih kurang pada 12 siswa kelas 7 D untuk dalam waktu satu bulan terhitung dari sekarang memperbaiki nilai mereka, hingga mencapai angka 76.
Selain itu, untuk mewujudkan ambisi menjadi Kelas Djuara dengan meraih peringkat pertama paralel se SMP Nasima, maka beberapa target pun dicanangkan. Siswa yang tadinya memperoleh peringkat 1 hingga 10 ditargetkan pada akhir semester mendatang memilki nilai rata-rata 90. Sedangkan siswa yang menduduki peringkat 11 hingga 20 serta 20 hingga 28 masing-masing diberi target mencapai nilai rata-rata masing-masing 80 dan juga 75 di akhir semester nanti. Kita tunggu saja pembuktian mereka hingga akhir semester mendatang.
Konsolidasi yang dipimpin langsung oleh Wali Kelas 7 Djuara, Pak Heni Purwono, selain memantapkan kredo juara sebagai nafas perjuangan, dan strategi pembagian ranah akademik, seni budaya dan olahraga guna menjadi juara di masing-masing even lomba, juga menghasilkan beberapa kesepakatan diantaranya pembenahan nilai yang masih kurang pada 12 siswa kelas 7 D untuk dalam waktu satu bulan terhitung dari sekarang memperbaiki nilai mereka, hingga mencapai angka 76.
Selain itu, untuk mewujudkan ambisi menjadi Kelas Djuara dengan meraih peringkat pertama paralel se SMP Nasima, maka beberapa target pun dicanangkan. Siswa yang tadinya memperoleh peringkat 1 hingga 10 ditargetkan pada akhir semester mendatang memilki nilai rata-rata 90. Sedangkan siswa yang menduduki peringkat 11 hingga 20 serta 20 hingga 28 masing-masing diberi target mencapai nilai rata-rata masing-masing 80 dan juga 75 di akhir semester nanti. Kita tunggu saja pembuktian mereka hingga akhir semester mendatang.
Minggu, 04 Januari 2009
Nama Siswa, Orang Tua, dan Nomor Telepon
Urutan Berdasarkan Peringkat Prestasi Akademik
1.Ratna Dewi Fitri Ayu Wijaya, Suwoto,08139035522
2.Farah Dita Savitri, Dewi W, 0811297833
3.Devina Stella Nabighoh,Agus Sofyan Hadi,0811280345
4.Muthia Dary Sabrina, Aisyah Suharso, 081325723743
5.Adila Amalia, Usman Mahrus, 08156629335
6.Hani Kartika Hariyanto, Deah Hariyanto,081314661416
7.Donni Lukman Dibyana, Yani Dibjana,08122923673
8.Nurmalita Rhizki Hapsari,Gatot Dwi P. 024 70400492
9.Chusna Diana, Azizah, 081575657778
10.Ramsyifa Virzanisda, dr. Ramelda,081575017187
11.Galih Chandra Darma S, Iswahani,08886583030
12.Liza Julhdi Rachmadien,Hudiyanto,08132575392
13.Tony Ekaputra Arif Wicaksono, Reny Anggraeni,0818829762
14.Soca Rizky Ayu Andari,Tri Darmayanti, 08122802957
15.M. Syafiq Santosa, Hendry Santosa,08122900076
16.M. Rizaldy Widyaarsta, Joko Haryanto,0811274126
17.M. Adibuttaqi, M Djahuri, 0818247693
18.M. Yunus, Sumaji Hadiharyanto,024 70511684
19.Robby Misuary, Mustofa, 081575072134
20.M. Jeffry Armandika, Poniman, 081575211164
21.Dean Priyandika, Priyo, 0816653328
22.Fatia Amalia Rahman, Zaenal Arief,0818243977
23.Bagas Pratama Pinandita, Guyatmo,08122538267
24.Adiyat Anjas Firshada,Fajar Hariyanto,081325862498
25.Soekorachmawan Pradibto, Soeko Moerseto,08122810248
26.Lita Maulida Tasyakura, Z Arifin,081357728205
27.Ridho Noor Kusuma, Mudjiono, 08122827602
28.Reise Hartinton Wirayudha,Hartono,085641615178
1.Ratna Dewi Fitri Ayu Wijaya, Suwoto,08139035522
2.Farah Dita Savitri, Dewi W, 0811297833
3.Devina Stella Nabighoh,Agus Sofyan Hadi,0811280345
4.Muthia Dary Sabrina, Aisyah Suharso, 081325723743
5.Adila Amalia, Usman Mahrus, 08156629335
6.Hani Kartika Hariyanto, Deah Hariyanto,081314661416
7.Donni Lukman Dibyana, Yani Dibjana,08122923673
8.Nurmalita Rhizki Hapsari,Gatot Dwi P. 024 70400492
9.Chusna Diana, Azizah, 081575657778
10.Ramsyifa Virzanisda, dr. Ramelda,081575017187
11.Galih Chandra Darma S, Iswahani,08886583030
12.Liza Julhdi Rachmadien,Hudiyanto,08132575392
13.Tony Ekaputra Arif Wicaksono, Reny Anggraeni,0818829762
14.Soca Rizky Ayu Andari,Tri Darmayanti, 08122802957
15.M. Syafiq Santosa, Hendry Santosa,08122900076
16.M. Rizaldy Widyaarsta, Joko Haryanto,0811274126
17.M. Adibuttaqi, M Djahuri, 0818247693
18.M. Yunus, Sumaji Hadiharyanto,024 70511684
19.Robby Misuary, Mustofa, 081575072134
20.M. Jeffry Armandika, Poniman, 081575211164
21.Dean Priyandika, Priyo, 0816653328
22.Fatia Amalia Rahman, Zaenal Arief,0818243977
23.Bagas Pratama Pinandita, Guyatmo,08122538267
24.Adiyat Anjas Firshada,Fajar Hariyanto,081325862498
25.Soekorachmawan Pradibto, Soeko Moerseto,08122810248
26.Lita Maulida Tasyakura, Z Arifin,081357728205
27.Ridho Noor Kusuma, Mudjiono, 08122827602
28.Reise Hartinton Wirayudha,Hartono,085641615178
Jadwal Mata Pelajaran Kelas 7 Djuara
Senin : Biologi, Fisika, Bahasa Jawa, PKn, Seni Budaya
Selasa: Olahraga, Bahasa Inggris, Matematika Teknologi Informasi, Ekonomi
Rabu: Bahasa Indonesia, English Conversation Youth, BTAQ, Bahasa Mandarin, Elektro
Kamis: Matematika, Bahasa Arab, Sejarah, PAI, Pramuka
Jumat: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Kimia, Geografi, Ekstra Pilihan
Sabtu: Libur/ Remidial/ Kegiatan Bersama Kelas/ Konsultasi Orang Tua
Ahad: Libur
Selasa: Olahraga, Bahasa Inggris, Matematika Teknologi Informasi, Ekonomi
Rabu: Bahasa Indonesia, English Conversation Youth, BTAQ, Bahasa Mandarin, Elektro
Kamis: Matematika, Bahasa Arab, Sejarah, PAI, Pramuka
Jumat: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Kimia, Geografi, Ekstra Pilihan
Sabtu: Libur/ Remidial/ Kegiatan Bersama Kelas/ Konsultasi Orang Tua
Ahad: Libur
Tahun Baru dan Tradisi Bangsa Pembantai
Oleh: Heni Purwono
Bius percik kembang api dan mercon malam tahun baru yang lalu barangkali melupakan kita pada nasib saudara-saudara sesama umat manusia di Palestina yang tengah menderita karena percik kembang api dari mortir dan aneka senjata berat lainnya yang dimuntahkan tentara Israel. Pun demikian dengan bising terompet di negeri kita, juga seiring dengan bising deru peluru dan pesawat tempur yang membombardir Jalur Gaza dan sekitarnya.
Ironis, sebagai sesama umat manusia, kontradiksi sedemikian jomplang terjadi, bahkan kita sebagian besar di negeri ini terkesan menikmati tanpa mau peduli.
Perayaan tahun baru seakan telah mentradisi dan menjadi ritual sakral baru. Padahal tradisi yang demikian tidak sepantasnya kita tumbuh kembangkan. Terlebih ditengah krisis ekonomi global dan juga krisis kemanusian akibat pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel pada rakyat Palestina, kita justru merayakan tahun baru dengan budaya dan tradisi yang berakar dari bangsa Yahudi.
Terompet sebagai tradisi tahun baru merupakan kebiasaan bangsa Yahudi dalam menyambut tahun baru mereka. Terompet yang disebutnya sebagai Shofar, sejenis terompet dari tanduk binatang, dimaksudkan untuk merefleksi diri. Tradisi ini konon sudah ada sejak 1500 tahun sebelum masehi, dan sebelumnya digunakan juga sebagai alat ritual keagamana dan juga tradisi militer khususnya sebelum perang (Kompas, 31/12). Nah, pantaskah kita meniru kebiasaan bangsa pembantai tersebut? Bukankah kita sama saja dengan merayakan militer Isrtael yang akan memerangi bangsa Palestina yang tidak berdaya?
Kebiasaan yang menjadi karakter
Piere Bourdieu, seorang sosiolog Prancis melihat kebiasaan (habitus) sebagai sebuah pengkondisian yang dikaitkan dengan syarat-syarat keberadaan suatu kelas atau golongan (Anhar Widodo, 2008). Dan hasil suatu habitus adalah sistem-sistem disposisi yang tahan waktu dan diwariskan yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai struktur-struktur yang membentuk. Atau dalam bahasa mudahnya, habitus akan melahirkan karakter (Marwah Daud Ibrahim, 2003).
Ketakutan saya, habitus semacam kebiasaan perayaan tahun baru yang tanpa makna, tanpa melihat situasi dan kondisi sekitar kita, akan menjadikan kita lena, dan pada akhirnya merendahkan derajat kemanusiaan kita yang seharusnya tepo sliro terhadap kondisi manusia lainnya.
Terlebih ketika perayaan-perayaan hal yang remeh temeh seperti saat ini tanpa kita tahu latar belakang dan sejarah perayaan tesebut, salah-salah nantinya kita terjebak pada kebiasaan yang akhirnya mengakar dalam karakter kita, karakter buta terhadap makna.
Jangan sampai kita membeo pada tradisi yang tak jelas akar sejarahnya, terlebih membeo pada tradisi bangsa pembantai seperti Israel, karena sesungguhnya masih banyak tradisi lokal kita yang jelas-jelas adhi luhung dan menjadi kewajiban kita sebagai penerus bangsa untuk melestarikannya.
Bius percik kembang api dan mercon malam tahun baru yang lalu barangkali melupakan kita pada nasib saudara-saudara sesama umat manusia di Palestina yang tengah menderita karena percik kembang api dari mortir dan aneka senjata berat lainnya yang dimuntahkan tentara Israel. Pun demikian dengan bising terompet di negeri kita, juga seiring dengan bising deru peluru dan pesawat tempur yang membombardir Jalur Gaza dan sekitarnya.
Ironis, sebagai sesama umat manusia, kontradiksi sedemikian jomplang terjadi, bahkan kita sebagian besar di negeri ini terkesan menikmati tanpa mau peduli.
Perayaan tahun baru seakan telah mentradisi dan menjadi ritual sakral baru. Padahal tradisi yang demikian tidak sepantasnya kita tumbuh kembangkan. Terlebih ditengah krisis ekonomi global dan juga krisis kemanusian akibat pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel pada rakyat Palestina, kita justru merayakan tahun baru dengan budaya dan tradisi yang berakar dari bangsa Yahudi.
Terompet sebagai tradisi tahun baru merupakan kebiasaan bangsa Yahudi dalam menyambut tahun baru mereka. Terompet yang disebutnya sebagai Shofar, sejenis terompet dari tanduk binatang, dimaksudkan untuk merefleksi diri. Tradisi ini konon sudah ada sejak 1500 tahun sebelum masehi, dan sebelumnya digunakan juga sebagai alat ritual keagamana dan juga tradisi militer khususnya sebelum perang (Kompas, 31/12). Nah, pantaskah kita meniru kebiasaan bangsa pembantai tersebut? Bukankah kita sama saja dengan merayakan militer Isrtael yang akan memerangi bangsa Palestina yang tidak berdaya?
Kebiasaan yang menjadi karakter
Piere Bourdieu, seorang sosiolog Prancis melihat kebiasaan (habitus) sebagai sebuah pengkondisian yang dikaitkan dengan syarat-syarat keberadaan suatu kelas atau golongan (Anhar Widodo, 2008). Dan hasil suatu habitus adalah sistem-sistem disposisi yang tahan waktu dan diwariskan yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai struktur-struktur yang membentuk. Atau dalam bahasa mudahnya, habitus akan melahirkan karakter (Marwah Daud Ibrahim, 2003).
Ketakutan saya, habitus semacam kebiasaan perayaan tahun baru yang tanpa makna, tanpa melihat situasi dan kondisi sekitar kita, akan menjadikan kita lena, dan pada akhirnya merendahkan derajat kemanusiaan kita yang seharusnya tepo sliro terhadap kondisi manusia lainnya.
Terlebih ketika perayaan-perayaan hal yang remeh temeh seperti saat ini tanpa kita tahu latar belakang dan sejarah perayaan tesebut, salah-salah nantinya kita terjebak pada kebiasaan yang akhirnya mengakar dalam karakter kita, karakter buta terhadap makna.
Jangan sampai kita membeo pada tradisi yang tak jelas akar sejarahnya, terlebih membeo pada tradisi bangsa pembantai seperti Israel, karena sesungguhnya masih banyak tradisi lokal kita yang jelas-jelas adhi luhung dan menjadi kewajiban kita sebagai penerus bangsa untuk melestarikannya.
Heni Purwono
Mahasiswa Magister Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro Semarang
Direktur Eksekutif Pusat Studi Penelitian Sejarah dan Sosial (PUSPLESS)
Mahasiswa Magister Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro Semarang
Direktur Eksekutif Pusat Studi Penelitian Sejarah dan Sosial (PUSPLESS)
Inspirasi Januari Juara
Januari, bulan paling mbarep diantara sebelas bulan yang lainnya mamang senantiasa memberi inspirasi. Lihatlah grup band GIGI melahirkan lagu bertajuk “11 Januari”, pun demikian Glenn Fredly juga tak mau kalah dengan lagunya “Januari”, meski dengan tema syair yang kontra dengan lagunya GIGI, dimana GIGI berkisah tentang sumringahnya pertemuan dengan cintanya di bulan Januari, sebaliknya Glen berkisah Januari justru tentang akhir percintaannya, masih di bulan Januari juga.
Atau lain lagi dengan Rita Efendi yang melagukan “Januari di Kota Dili”, dengan beat yang agak tinggi, meskipun tentunya tidak menjadikan kita semangat mendengar lagu tersebut ketika kita teringat bahwa kota Dili, Ibu Kota Timor-Timur, karena kini tak lagi berada dalam pangkuan Pertiwi.
Ya, Januari memang bulan inspirasi bagi banyak pihak, tak terkecuali tentunya bagi para pembaca. Di awal tahun ini, bagi kelas 7 D juga sarat akan makna yang tentunya memberikan inspirasi nantinya. Sebagaimana kepergian tahun 2008 dan kedatangan tahun 2009, 7D juga kehilangan Bu Dian Romadhona yang pergi untuk mengabdi kepada suami tercinta di tanah Borneo Kalimantan Timur, negeri kerajaan Kutai Kertanegara, dan kedatangan Pak Heni Purwono yang akan menggantikannya sebagai Wali Kelas.
Ganti Wali Kelas, tentunya akan berganti pula suasana dan konsep-konsep penataan segala sesuatunya di kelas 7D. Kehadiran Majalah dinding (Mading) bulan ini juga akan mendapatkan warna baru di kelas 7D, yang dalam konsepnya nanti selain akan di up date secara berkala dengan tema-tema yang beragam, juga akan berusaha mempelopori keberadaan Mading di Nasima yang disesuaikan dengan kaidah jurnalistik nantinya. Hal ini mengingat Mading yang saat ini ada cenderung monoton, kurang memiliki nilai jurnalistik, dan bahkan narsistik.
Untuk tema perdana, Mading 7D akan membahas tentang harapan-harapan dan cita-cita anak kelas 7D yang ingin dicapai di akhir tahun mendatang. Istilahnya, cita-cita anak 7D diproklamasikan kepada semua kawan-kawan, agar kawan-kawan dapat memonitoring serta mengingatkan jika kawan kita yang membuat cita-cita tadi agar tidak lupa terhadap cita-citanya.
Selain itu, ada juga bahasan tentang tahun baru dan tragedi kemanusiaan yang menimpa saudara-saudara muslim kita di Palestina. Keprihatinan kita terwujud dalam tulisan Pak Heni Purwono, yang mengambil tema ironisnya perayaan tahun baru ditengah penderitaan warga Palestina. Tulisan ini juga dapat kita lihat melalui alamat website suaramerdeka.com. Semoga nantinya kita juga dapat membantu saudara-saudara kita di Palestina dengan bentuk lainnya, tidak sekadar tulisan.
Aneka kreasi lainnya seperti komik dan gambar lainnya dapat kitra nikmati dengan tema mengutuk serangan Israel ke Palestina. Mendunia sekali ya, tema yang diangkat…sampe berat di pundak rasanya...Namun tenang saja, tentunya akan ada tulisan-tulisan ringan lain sebagai penyeimbang agar tidak membosankan.
7 D Punya Kredo Djuara
Untuk tema global tahun ini, kami mencanangkan sebagai tahun “Kelas 7 Djuara”, yang mirip-mirip dengan tema perayaan Ultah salah satu televisi nasional, akan dikemas aneka persiapan dalam rangka mewujudkannya. Tema Kelas 7 Djuara diambil agar menginspirasi kelas ini agar tercetak pribadi-pribadi juara, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik.
Tak tanggung tanggung, untuk mensukseskan program Kelas 7 Djuara, akan dibentuk Laskar Juara yang terdiri dari 3 bidang, yaitu Laskar Akademik, Laskar Budaya dan Seni, serta Laskar Olahraga, guna mengakomodir minat dan bakat anak-anak yang bertbeda-beda potensinya. mau tahu kiprah mereka menjadi juara? Kita tunggu saja aksi Laskar Djuara.
Dan untuk mensukseskan program Kelas 7 Djuara, kita memiliki kredo Djuara yang harapannya menjadi nafas dan nyawa anak-anak 7 D. Kredo tersebut terinspirasi dari kredonya Ruben Gonzalez pemain luge 3 kali berturut-turut yang tampil di Olympiade Musim dingin, meskipun tadinya Ruben Gonzalez tidak lebih dari seorang pecundang, pemain bola cadangan di klub sepak bola kampusnya.
Kredo ini sendiri terdiri dari kata-kata yang akan menjadi nafas setiap anak 7D, yang harapannya juga dapat diadopsi oleh seluruh siswa Nasima agar semua siswa Nasima menjadi Djuara. Kredo Djuara itu terdiri dari:
SAYA SEORANG JUARA
SAYA PERCAYA PADA DIRI SENDIRI
SAYA MEMILIKI SEMUA YANG DIPERLUKAN UNTUK JUARA
SAYA MENETAPKAN TUJUAN YANG TINGGI UNTUK DIRI SAYA
SAYA MEMILIKI KEBERANIAN
SAYA TIDAK PERNAH MENYERAH
SAYA MENGELILINGI DIRI SAYA DENGAN PARA JUARA
SAYA HEBAT, POSITIF, DAN PERCAYA DIRI
SAYA BERSEDIA MENERIMA KONSEKWENSI DARI KESUSKSESAN
SAYA SANGAT MENYUKAI PERJUANGAN DAN KOMPETISI
SAYA TETAP TENANG DAN TERKENDALI SETIAP SAAT
SAYA MEMFOKUSKAN SELURUH ENERGI PADA PEKERJAAN YANG SEDANG SAYA LAKUKAN
SAYA DENGAN JELAS MEMBAYANGKAN SEPERTI APA RASANYA MENJADI JUARA
SAYALAH SANG JUARA DAN SAYA AKAN JUARA.
Inspirasi dari www.thechampionscreed.com
Atau lain lagi dengan Rita Efendi yang melagukan “Januari di Kota Dili”, dengan beat yang agak tinggi, meskipun tentunya tidak menjadikan kita semangat mendengar lagu tersebut ketika kita teringat bahwa kota Dili, Ibu Kota Timor-Timur, karena kini tak lagi berada dalam pangkuan Pertiwi.
Ya, Januari memang bulan inspirasi bagi banyak pihak, tak terkecuali tentunya bagi para pembaca. Di awal tahun ini, bagi kelas 7 D juga sarat akan makna yang tentunya memberikan inspirasi nantinya. Sebagaimana kepergian tahun 2008 dan kedatangan tahun 2009, 7D juga kehilangan Bu Dian Romadhona yang pergi untuk mengabdi kepada suami tercinta di tanah Borneo Kalimantan Timur, negeri kerajaan Kutai Kertanegara, dan kedatangan Pak Heni Purwono yang akan menggantikannya sebagai Wali Kelas.
Ganti Wali Kelas, tentunya akan berganti pula suasana dan konsep-konsep penataan segala sesuatunya di kelas 7D. Kehadiran Majalah dinding (Mading) bulan ini juga akan mendapatkan warna baru di kelas 7D, yang dalam konsepnya nanti selain akan di up date secara berkala dengan tema-tema yang beragam, juga akan berusaha mempelopori keberadaan Mading di Nasima yang disesuaikan dengan kaidah jurnalistik nantinya. Hal ini mengingat Mading yang saat ini ada cenderung monoton, kurang memiliki nilai jurnalistik, dan bahkan narsistik.
Untuk tema perdana, Mading 7D akan membahas tentang harapan-harapan dan cita-cita anak kelas 7D yang ingin dicapai di akhir tahun mendatang. Istilahnya, cita-cita anak 7D diproklamasikan kepada semua kawan-kawan, agar kawan-kawan dapat memonitoring serta mengingatkan jika kawan kita yang membuat cita-cita tadi agar tidak lupa terhadap cita-citanya.
Selain itu, ada juga bahasan tentang tahun baru dan tragedi kemanusiaan yang menimpa saudara-saudara muslim kita di Palestina. Keprihatinan kita terwujud dalam tulisan Pak Heni Purwono, yang mengambil tema ironisnya perayaan tahun baru ditengah penderitaan warga Palestina. Tulisan ini juga dapat kita lihat melalui alamat website suaramerdeka.com. Semoga nantinya kita juga dapat membantu saudara-saudara kita di Palestina dengan bentuk lainnya, tidak sekadar tulisan.
Aneka kreasi lainnya seperti komik dan gambar lainnya dapat kitra nikmati dengan tema mengutuk serangan Israel ke Palestina. Mendunia sekali ya, tema yang diangkat…sampe berat di pundak rasanya...Namun tenang saja, tentunya akan ada tulisan-tulisan ringan lain sebagai penyeimbang agar tidak membosankan.
7 D Punya Kredo Djuara
Untuk tema global tahun ini, kami mencanangkan sebagai tahun “Kelas 7 Djuara”, yang mirip-mirip dengan tema perayaan Ultah salah satu televisi nasional, akan dikemas aneka persiapan dalam rangka mewujudkannya. Tema Kelas 7 Djuara diambil agar menginspirasi kelas ini agar tercetak pribadi-pribadi juara, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik.
Tak tanggung tanggung, untuk mensukseskan program Kelas 7 Djuara, akan dibentuk Laskar Juara yang terdiri dari 3 bidang, yaitu Laskar Akademik, Laskar Budaya dan Seni, serta Laskar Olahraga, guna mengakomodir minat dan bakat anak-anak yang bertbeda-beda potensinya. mau tahu kiprah mereka menjadi juara? Kita tunggu saja aksi Laskar Djuara.
Dan untuk mensukseskan program Kelas 7 Djuara, kita memiliki kredo Djuara yang harapannya menjadi nafas dan nyawa anak-anak 7 D. Kredo tersebut terinspirasi dari kredonya Ruben Gonzalez pemain luge 3 kali berturut-turut yang tampil di Olympiade Musim dingin, meskipun tadinya Ruben Gonzalez tidak lebih dari seorang pecundang, pemain bola cadangan di klub sepak bola kampusnya.
Kredo ini sendiri terdiri dari kata-kata yang akan menjadi nafas setiap anak 7D, yang harapannya juga dapat diadopsi oleh seluruh siswa Nasima agar semua siswa Nasima menjadi Djuara. Kredo Djuara itu terdiri dari:
SAYA SEORANG JUARA
SAYA PERCAYA PADA DIRI SENDIRI
SAYA MEMILIKI SEMUA YANG DIPERLUKAN UNTUK JUARA
SAYA MENETAPKAN TUJUAN YANG TINGGI UNTUK DIRI SAYA
SAYA MEMILIKI KEBERANIAN
SAYA TIDAK PERNAH MENYERAH
SAYA MENGELILINGI DIRI SAYA DENGAN PARA JUARA
SAYA HEBAT, POSITIF, DAN PERCAYA DIRI
SAYA BERSEDIA MENERIMA KONSEKWENSI DARI KESUSKSESAN
SAYA SANGAT MENYUKAI PERJUANGAN DAN KOMPETISI
SAYA TETAP TENANG DAN TERKENDALI SETIAP SAAT
SAYA MEMFOKUSKAN SELURUH ENERGI PADA PEKERJAAN YANG SEDANG SAYA LAKUKAN
SAYA DENGAN JELAS MEMBAYANGKAN SEPERTI APA RASANYA MENJADI JUARA
SAYALAH SANG JUARA DAN SAYA AKAN JUARA.
Inspirasi dari www.thechampionscreed.com
Langganan:
Postingan (Atom)